Tari Indang Dindin Badindin dari Sumatera Barat
September 28, 2019
Edit
Tari Indang - Dindin Badindin dari Sumatera Barat | TradisiKita - Tari Indang merupakan tari tradisional Sumatera Barat, khususnya daerah Pariaman. Tarian ini disebut Indang karena diiringi oleh alat musik Sumatera Barat yang bernama indang.
Untuk Sobat Tradisi yang penasaran dengan keindahan dan keunikan tari Indang dari Sumatera Barat, mari simak penjelasan dibawah ini
Tari Indang disebut juga tari Dindin Badindin. Disebut tari Indang karena dalam pertunjukan tarian ini diiringi oleh alat musik Indang yaitu alat musik sejenis rebana namun ukurannya lebih kecil, berkisar 18-15 cm. Sedangkan disebut Dindin Badindin karena merujuk pada lagu pada tarian ini.
Tari indang dulunya dimainkan oleh pemuda-pemuda selepas mengaji di surau-surau. Nyanyian disesuaikan dengan tujuannya sebagai sarana pendidikan dan dakwah islam. Pada masa-masa berikutnya barulah kemudian tarian ini berkembang menjadi tari yang sifatnya hiburan, tanpa menghilangkan sisi dakwah tentunya.
Tari indang atau Dindin Badindin ditampilkan dengan jumlah penari berjumlah ganjil yaitu dari 9 hingga 25 orang. Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang berasal dari aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari indang akan cenderung lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa melayu.
Dalam pertunjukan tari Indang, ada 2 orang yang berperan sebagai tukang zikir dan tukang alih. Tukang Zikir biasanya berada di belakang di luar barisan penari. Tugasnya adalah untuk menyanyikan nyanyian tari. Tukang Zikir biasanya berjumlah satu orang. Saat tukang zikir menyanyi, nyanyian akan diulang dan diikuti semua penari secara bersama-sama.
Sedangkan tukang alih berfungsi sebagai pemimpin tarian, serta penentu perubahan setiap gerakan tari. Posisinya tergabung didalam penari. Ia akan memberikan beberapa kode saat moment pergantian gerakan. Selain itu, Tukang alih juga berperan dalam mengatur tempo dan dinamika tarian.
Baca juga : Pengertian Tari Tradisional
Tak heran bila kemudian pada masa silam tari indang justru lebih sering di tampilkan di surau atau masjid. Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah minang masih kerap menyuguhkan seni tari ini dalam upacara tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rasulallah yang di selenggarakn tiap tanggal 10 muharram yang ritual masyarakat yang berfaham syiah.
Sebagaimana kita ketahui Acara Tabuik adalah peringatan Hari Assyura atau hari berkabung atas kematian Imam Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas di Padang Karbala pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 680 Masehi.
Demikian Sobat Tradisi, sekilas info mengenai tari indang atau juga dikenal sebagai tari dindin badindin dari Pesisir Pariaman Sumatera Barat. Semoga bermanfaat.
Untuk Sobat Tradisi yang penasaran dengan keindahan dan keunikan tari Indang dari Sumatera Barat, mari simak penjelasan dibawah ini
Tari Indang atau Tari Dindin Badindin
Baca Juga
Sejarah Tari Indang
Sejarah atau asal usul Tari Indang diperkirakan diadaptasi dari kebudayaan arab. Hal ini dapat dibuktikan dari alat berupa Indang yang digunakan serta penuturan lisan yang mengiringi tarian sarat akan shalawat dan dakwah.Tari indang dulunya dimainkan oleh pemuda-pemuda selepas mengaji di surau-surau. Nyanyian disesuaikan dengan tujuannya sebagai sarana pendidikan dan dakwah islam. Pada masa-masa berikutnya barulah kemudian tarian ini berkembang menjadi tari yang sifatnya hiburan, tanpa menghilangkan sisi dakwah tentunya.
Pertunjukan Tari Indang
Tari indang atau Dindin Badindin ditampilkan dengan jumlah penari berjumlah ganjil yaitu dari 9 hingga 25 orang. Sekilas, semua gerakan tari indang akan tampak seperti gerakan tari saman yang berasal dari aceh. Akan tetapi, jika diperhatikan lebih seksama tari indang akan cenderung lebih dinamis. Gerakan penarinya lebih santai namun tetap rancak, terlebih jika dikolaborasikan dengan musik pengiringnya yang khas nuansa melayu.
Dalam pertunjukan tari Indang, ada 2 orang yang berperan sebagai tukang zikir dan tukang alih. Tukang Zikir biasanya berada di belakang di luar barisan penari. Tugasnya adalah untuk menyanyikan nyanyian tari. Tukang Zikir biasanya berjumlah satu orang. Saat tukang zikir menyanyi, nyanyian akan diulang dan diikuti semua penari secara bersama-sama.
Sedangkan tukang alih berfungsi sebagai pemimpin tarian, serta penentu perubahan setiap gerakan tari. Posisinya tergabung didalam penari. Ia akan memberikan beberapa kode saat moment pergantian gerakan. Selain itu, Tukang alih juga berperan dalam mengatur tempo dan dinamika tarian.
Baca juga : Pengertian Tari Tradisional
Pakaian / Kostum Penari Indang
Dalam setiap pertunjukan kostum penari yang mencolok akan membuat suasana tarian semakin hidup. Demikian pula para penari Idang, wajib mengenakan pakaian adat melayu sebagai simbol dan identitas asal tarian tersebut. Sementara untuk tukang dzikir bebas untuk mengenakan pakaian apapun asal sopan.
Musik Pengiring Tari Indang
Pada zaman dulu ketika tari indang ini berfungsi sebagai sarana dakwah, musik pengiring tarian ini berasal dari alat musik indang itu sendiri. Namun siring perkembangan zaman ketika tarian indang beralih fungsi menjadi pertunjukan yang sifatnya hiburan, maka musik pengiring tarian ini adalah musik yang lazim digunakan adalah dindin badindin. Sehingga tidak heran jika tarian indang disebut juga tari dingdin badindin.
Balari lari bukannyo kijang
Pandan tajamua di muaro
Kami manari basamo samo
Paubek hati dunsanak sadonyo
Ikolah indang oi Sungai Garinggiang
Kami tarikan basamo samo
Sambuiklah salam oi sambah mairiang
Pado dunsanak alek nan tibo
Bamulo indang ka ditarikan
Salam bajawek (ondeh) ganti baganti
Lagu lah indang kami nyanyikan
Supayo sanak (ondeh) basuko hati
Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin
Lirik Lagu Dindin Badindin
Balari lari bukannyo kijang
Pandan tajamua di muaro
Kami manari basamo samo
Paubek hati dunsanak sadonyo
Ikolah indang oi Sungai Garinggiang
Kami tarikan basamo samo
Sambuiklah salam oi sambah mairiang
Pado dunsanak alek nan tibo
Bamulo indang ka ditarikan
Salam bajawek (ondeh) ganti baganti
Lagu lah indang kami nyanyikan
Supayo sanak (ondeh) basuko hati
Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin
Makna dan Fungsi tari Indang atau Dindin Dadindin
Tari Indang berfungsi sebagai media dakwah, oleh karena itu Seni tari ini kerap disuguhkan atau dipertunjukkan bersama iringan sholawat Nabi atau syair yang mengajarkan nilai keIslaman.Tak heran bila kemudian pada masa silam tari indang justru lebih sering di tampilkan di surau atau masjid. Adapun hingga saat ini, beberapa nagari di ranah minang masih kerap menyuguhkan seni tari ini dalam upacara tabuik, atau upacara peringatan wafatnya cucu Rasulallah yang di selenggarakn tiap tanggal 10 muharram yang ritual masyarakat yang berfaham syiah.
Sebagaimana kita ketahui Acara Tabuik adalah peringatan Hari Assyura atau hari berkabung atas kematian Imam Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas di Padang Karbala pada 10 Muharam 61 Hijriah atau 680 Masehi.
Video Tari Indang
Demikian Sobat Tradisi, sekilas info mengenai tari indang atau juga dikenal sebagai tari dindin badindin dari Pesisir Pariaman Sumatera Barat. Semoga bermanfaat.