Mengenal Wau Bulan, Layang-layang Kebanggaan Masyarakat Malaysia

Mengenal Wau Bulan, Layang-layang Kebanggaan Masyarakat Malaysia - Wau Bulan adalah jenis layang layang-layang unik dari Malaysia yang dirancang secara rumit (biasanya dengan motif bunga) yang secara tradisional diterbangkan oleh masyarakat yang tinggal di negara bagian Kelantan, Malaysia. Wau bulan merupakan salah satu simbol nasional Malaysia selain keris dan kembang sepatu. Salah satu sisi dari koin lima puluh sen dari Malaysia (seri 1989) menampilkan gambar wau bulan. Pada Logo Malaysia Airlines (MAS) juga terinspirasi dari bentuk kucing wau (layang-layang kucing).

Terdapat banyak jenis layang-layang wau di Malaysia dan masing-masing dengan spesialisasi tersendiri. Beberapa jenis layang-layang wau antara lain wau kucing (kucing layang-layang) dan wau merak (layang-layang merak) adalah beberapa varian.

Wau Bulan
( Foto : malaysia.travel )
Nama “wau” pada layang-layang ini berasal dari istilah kerajaan Melayu Pattani (Thai) yang kemudian digunakan di wilayah  Kelantan, Terengganu, Perlis dan Kedah. Istilah Wau pun digunakan untuk wilayah lainnya seperti di pantai barat dan selatan Semenanjung Malaysia seperti Selangor, Melaka dan Johor. Ini dapat dibuktikan pada catatan Tun Seri Lanang yang menyatakan bahwa Raja Ahmad memainkan sebuah layang-layang bersama remaja serta kerabat DiRaja. Selain itu, keberadaan nama wau juga sering dikaitkan dengan bunyi yang muncul pada saat yang diikat pada wau. Apabila terbangkan ke udara, daun ibus yang dipasang pada busur tersebut akan menghasilkan bunyi "wau" secara berirama.

Permainan wau dimainkan sebagai hiburan untuk masyarakat segala usia. Bahkan ada beberapa wilayah di Malaysia yang membuat perlombaan layang-layang wau. Pertandingan yang dibuat biasanya untuk melihat bentuk kecantikannya layang-layang yang diukur dari segi keindahannya kepada bentuk, corak ciptaan, warna, keaslian dan ukurannya.

Wau bulan merupakan satu diantara jenis wau yang paling populer di Malaysia. Lebih tepatnya didaerah pantai timur di Semenanjung Malaysia.

Ukuran wau bulan memiliki bentuk yang lebih besar daripada layang-layang tradisional Malaysia lainnya dengan panjang 3,5 meter dan lebar 2,5 meter. Biasanya wau bulan dihias semenarik mungkin dengan kombinasi bunga dan warna yang sangat mencolok.

Sejarah keberadaan wau bulan muncul sejak zaman kerajaan Srivijaya, di Sumatera Selatan ( Indonesia ) yang menurut cerita, awalnya digunakan oleh seorang pangeran bernama Dewa Muda. Corak bunga dan daun pada wau Dewa Muda konon katanya menggambarkan peta wilayah yang telah ia kuasai.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel