Menyeramkan, Masyarakat Aborigin Jaman Dahulu Membuat Sepatu Khusus Yang Terbuat Dari Darah Manusia
Agustus 22, 2018
Edit
Menyeramkan, Masyarakat Aborigin Jaman Dahulu Membuat Sepatu Khusus Yang Terbuat Dari Darah Manusia - Suku Aborigin merupakan sebutan khas bagi penduduk asli Negara Australia. Sebutan tersebut diambil dari bahasa Latin aborigine, yang memiliki arti “dari awal” yang diperuntukkan untuk para penduduk yang sejak awal tinggal di suatu wilayah atau pulau. Oleh karena itu istilah aborigine mempunyai arti yang sama dengan pribumi. Suku Aborigin sendiri memiliki banyak peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. Salah satu yang paling unik adalah Sepatu Interlinia atau Intathurta. Sepatu peninggalan suku Aborigin di pedalaman Australia ini terbuat dari bulu unggas dan rambut manusia. Keberadaannya tak lepas dari kurdaitcha yaitu para algojo Aborigin.
Kurdaitcha merupakan kelompok yang bertugas sebagai algojo dalam masyarakat Aborigin jaman dahulu. Orang Eropa juga menggunakan nama ini untuk menyebut interlinia, sepatu yang biasa dikenakan oleh para kurdaitcha. Nama ini berasal dari suku Aborigin yang mendiami wilayah Autralia Utara. Sementara di Australia bagian selatan, sepatu tersebut terbuat dari intathurta.
Interlinia atau Intathurta( Foto : klikkabar.com ) |
Menurut Shawcross to Ciokajlo, Interlinia atau Intathurta terbuat dari campuran antara bulu burung emu yang dijalin dengan rambut manusia, kemudian direkatkan dengan darah manusia. Namun proses pembuatan sepatu ini sendiri masih menimbulkan tanda tanya bagi para peneliti. Bagaimana mungkin dengan darah manusia saja bisa merekatkan bulu dan rambut pada sepatu.
Sepatu ini pun dianggap sakral dan hanya boleh dikenakan oleh para kurdaitcha saat hendak menjalankan ritual kutukan. Suku Aborigin menjatuhkan hukuman mati kepada mereka yang dianggap bersalah dengan kutukan. Wanita dan anak-anak bahkan dilarang keras melihat sepatu ini. Menurut Spencer & Gillen, sebelum mengenakan sepatu, kurdaitcha harus menjalani ritual khusus. Tulang yang menonjol di dekat kelingking kaki mereka harus ‘dilunakkan’ dengan sebongkah batu yang dibakar hingga membara. Setelah itu barulah kaki para kurdaitcha bisa dimasukkan ke dalam sepatu. Ritual inilah yang menyebabkan para kurdaitcha itu memiliki kelainan di bagian kaki mereka.