Tari Kain dari Sumatera Barat
September 24, 2019
Edit
Tari Kain dari Sumatera Barat | TradisiKita - Tari kain adalah tari tradisional yang berasal dari pesisir Sumatera Barat. Tari Kain ini dihimpun dari gerak silek (silat), atau dengan kata lain tari kain merupakan silek yang menggunakan kain (panjang) sebagai senjata kemudian dipoles dengan langkah langkah indah dengan memnpergunakan selembar kain panjang.
Pada kesempatan ini kita akan mengenal tari kain yang merupakan salah satu tarian tradisional Sumatera Barat.
dari Perguruan Pencak Silat (dalam bahasa Minangkabau disebut Sasaran Silat), tari Kain merupakan permainan wajib yang harus dipelajari.
Ketika kolonial menguasai Minangkabau, tari Kain digunakan untuk mengelabui penjajah, sehingga penjajah tidak mengetahui bahwa kegiatan pertunjukan tari tersebut merupakan sebagai tameng untuk latihan bela diri pencak silat.
Tari Kain menurut sejarah terciptanya berdasarkan penuturan Murjis (2009: 19 Desember) seorang pakar tari Kain dari Painan yang saat ini bermukim di Lumpo, beliau mengatakan bahwa tari Kain berasal dari sebuah sasaran (perguruan) pencak silat yang ada di Bayang, Salido, Tarusan dan Painan seperti di Aia Duku dan sekitarnya. Oleh karena itu tari Kain pada awalnya merupakan permainan atau istilah Minangkabau merupakan pakaian bagi oarang-orang dunia persilatan.
Sedangkan sejarah mula terciptanya tari Kain menurut penuturan, Bustar dan Jamasli (2009: 20 Desember), mereka mengatakan bahwa tari Kain sebagai tari tardisional masyarakat Pesisir Selatan atau Banda Sapuluah bagian Utara yaitu: Bayang, Tarusan, Salido, Lumpo dan Painan merupakan sebuah media untuk memutus kaji (sebagai tanda mensyahkan), artinya tari Kain digunakan untuk
menobatkan seseorang sebagai seorang pendekar, ataupun untuk melepas seorang anak didik sebuah sasaran pencak silat untuk pergi merantau dan menjadi guru sasaran (perguruan), pada sebuah sasaran lain yang merupakan cabang daripada aliran sasaran tempatnya di didik.
Mulanya tari Kain bukan disebut tari Kain, karena di Minangkabau masa lalu yang dikenal adalah barandai atau bapancak maupun mamancak. Bapancak atau mamancak berarti juga mempertunjukan keindahan gerak-gerak pencak silat yang dipertontonkan kepada masyarakat umum. Dalam mamancak atau bapancak tersebut yang dipersembahkan adalah potongan daripada sebagian saja dari gerak-gerak yang indah dari jurus-jurus pencak silat, namun yang ditampilkan bukan jurus silat, hanya sebagai bunga atau kembangan dari jurus pencak silat itu sendiri. Oleh sebab itu, tampilan dari mancak atau bapancak ini menyerupai tari dan tujuannya juga untuk mengisi waktu luang serta untuk memuaskan kebutuhan naluri hiburan bagi manusia, yang di Minangkabau disebut pamainan,
yang berarti sebuah objek yang dapat menjadi mainan. Mainan berarti pula sesuatu yang berfungsi untuk menghibur diri.
Secara umum struktur / pertunjukan tari Kain diawalai oleh dendang atau nyanyian yang dilantunkan oleh seorang pemusik dan ditingkah dengan pukulan gendang adok atau katindiak. Kemudian pada tahap berikutnya sepasang penari memasuki arena pertunjukan, arena tersebut tergantung dengan situasi dan keadaan tempat pertunjukan, boleh di dalam ruangan (rumah/gedung/atau balai adat) dan boleh juga dilaksanakan di ruang terbuka seperti arena.
Tahap berikutnya penari memberi hormat kepada hadirin penonton yang ada di sekitar tempat pertunjukan secara empat arah, atau dua arah saja. Namun yang pasti salam pasambahan (penghormatan) wajib ditujukan kepada orang yang dituakan, atau yang dimuliakan seperti pangulu (penghulu) maupun tuo silek (maha guru) atau niniak mamak, kalau dilaksanakan dalam penobatan penghulu mesti memberi salam kepada calon penghulu dan kepada penghulu lainnya, sedangkan kalau dilaksanakan dalam pesta perkawinan memberi salam kepada niniak mamak sipangka (tuan rumah) dan kepada pengantin yang menjadi raja sehari.
Tahap berikutnya permainan tari Kian dimulai dengan ragam gerak inti yang berjumlah sebanyak dua puluh satu bentuk gerak, yang dibagi dalam tujuh ragam. Setelah gerak inti dimainkan oleh penari tarian pun berakhir dan ditutup dengan gerak salam.
Namun tari Kain dapat dipersembahkan dengan berulang-ulang, artinya setelah ragam ketujuh atau gerak ke dua puluh satu tarian dapat lagi dilanjutkan, diulang lagi apakah dimulai dari gerak ke lima belas saja sampai akhir atau dari gerak ragam pertama, maupun dari gerak ke sepuluh atau gerak ke empat sampai akhir hal ini tergantung kesepakatan kedua penari.
Pakaian yang digunakan oleh penari tari kain adalah pakaian adat Sumatera Barat berupa pakaian silat. Sedangkan properti yang digunakan berupa selembar kain panjang, yang mana corak dan motif kainnya tidak ditetapkan akan tetapi kain tersebut adalah kain panjang batik (kain Jawo).
Demikian Sobat, informasi mengenai tari kain dari pesisir Sumatera Utara. Semoga bermanfaat.
Pada kesempatan ini kita akan mengenal tari kain yang merupakan salah satu tarian tradisional Sumatera Barat.
Sejarah Tari Kain Sumatera Barat
Tari Kain mulanya adalah sebagai media bagi Perguruan atau Sasaran Pencak Silat untuk mengukur sejauh mana kemampuan murid-muridnya dalam menguasai kepandaian dalam bersilat. Bagi muridBaca Juga
Ketika kolonial menguasai Minangkabau, tari Kain digunakan untuk mengelabui penjajah, sehingga penjajah tidak mengetahui bahwa kegiatan pertunjukan tari tersebut merupakan sebagai tameng untuk latihan bela diri pencak silat.
Tari Kain menurut sejarah terciptanya berdasarkan penuturan Murjis (2009: 19 Desember) seorang pakar tari Kain dari Painan yang saat ini bermukim di Lumpo, beliau mengatakan bahwa tari Kain berasal dari sebuah sasaran (perguruan) pencak silat yang ada di Bayang, Salido, Tarusan dan Painan seperti di Aia Duku dan sekitarnya. Oleh karena itu tari Kain pada awalnya merupakan permainan atau istilah Minangkabau merupakan pakaian bagi oarang-orang dunia persilatan.
menobatkan seseorang sebagai seorang pendekar, ataupun untuk melepas seorang anak didik sebuah sasaran pencak silat untuk pergi merantau dan menjadi guru sasaran (perguruan), pada sebuah sasaran lain yang merupakan cabang daripada aliran sasaran tempatnya di didik.
Mulanya tari Kain bukan disebut tari Kain, karena di Minangkabau masa lalu yang dikenal adalah barandai atau bapancak maupun mamancak. Bapancak atau mamancak berarti juga mempertunjukan keindahan gerak-gerak pencak silat yang dipertontonkan kepada masyarakat umum. Dalam mamancak atau bapancak tersebut yang dipersembahkan adalah potongan daripada sebagian saja dari gerak-gerak yang indah dari jurus-jurus pencak silat, namun yang ditampilkan bukan jurus silat, hanya sebagai bunga atau kembangan dari jurus pencak silat itu sendiri. Oleh sebab itu, tampilan dari mancak atau bapancak ini menyerupai tari dan tujuannya juga untuk mengisi waktu luang serta untuk memuaskan kebutuhan naluri hiburan bagi manusia, yang di Minangkabau disebut pamainan,
yang berarti sebuah objek yang dapat menjadi mainan. Mainan berarti pula sesuatu yang berfungsi untuk menghibur diri.
Makna Tari Kain
Tari Kain bermakna sebagai ukuran dari keperkasan seorang laki-laki, oleh karena itu dalam acara tari kain selalu dipersembahkan untuk penobatan penghulu masa lampau dan masa kini tari. Hal ini bermakna untuk menyindir agar penghulu tersebut harus seorang perkasa, atau untuk memperlihatkan kepada masyarakat, bahwa penghulu yang akan dinobatkan ini adalah merupakan laki-laki perkasa, tangkas dan bijaksana seperti gerak tari kain atau ketangkasan dua orang penari kain yang tampil dalam acara tersebut. Meskipun yang tampil adalah para kemenakan mereka, namun pertunjukan tari tersebut menyimbolkan bahwa penari tersebut adalah gambaran dari penghulu yang akan dilantik, sebab itu juga tari Kain disebut pamainan atau pakaian penghulu tersebut.
Melalui properti Kain tersebut juga tersirat makna bahwa kain merupakan lambang pengikat silaturahim antara orang-orang yang ada dalam dunia persilatan atau antara anggota masyarakat, di samping kain merupakan alat mempertahankan diri daripada serangan musuh, karena kain dapat berfungsi sebagai senjata untuk melawan musuh dan mempertahankan diri. Kain juga dapat melambangkan pola kehidupan dari orang di pesisir yang berlayar dengan sampan (biduk) sebagai nelayan menggunakan kain layar untuk membawa dan menuntun sampan atau biduk dalam mengarungi lautan. Sebab itu makna kain boleh dikatakan sebagai pelindung dan alat pertahanan.
Tari Kain ini dipertunjukan atau dilakukan oleh dua penari yang saling berpasangan. Biasanya pasangan penari ini berasal dari perguruan silat yang berbeda. Tari Kain hanya ditarikan oleh pesilat laki-laki, dan tari Kain memang tidak diperuntukan bagi perempuan, karena fungsinya untuk memperlihatkan keperkasaan laki-laki serta ujian bagi seorang pendekar laki-laki (pandeka)Melalui properti Kain tersebut juga tersirat makna bahwa kain merupakan lambang pengikat silaturahim antara orang-orang yang ada dalam dunia persilatan atau antara anggota masyarakat, di samping kain merupakan alat mempertahankan diri daripada serangan musuh, karena kain dapat berfungsi sebagai senjata untuk melawan musuh dan mempertahankan diri. Kain juga dapat melambangkan pola kehidupan dari orang di pesisir yang berlayar dengan sampan (biduk) sebagai nelayan menggunakan kain layar untuk membawa dan menuntun sampan atau biduk dalam mengarungi lautan. Sebab itu makna kain boleh dikatakan sebagai pelindung dan alat pertahanan.
Pertunjukan Tari Kain
Secara umum struktur / pertunjukan tari Kain diawalai oleh dendang atau nyanyian yang dilantunkan oleh seorang pemusik dan ditingkah dengan pukulan gendang adok atau katindiak. Kemudian pada tahap berikutnya sepasang penari memasuki arena pertunjukan, arena tersebut tergantung dengan situasi dan keadaan tempat pertunjukan, boleh di dalam ruangan (rumah/gedung/atau balai adat) dan boleh juga dilaksanakan di ruang terbuka seperti arena.
Tahap berikutnya penari memberi hormat kepada hadirin penonton yang ada di sekitar tempat pertunjukan secara empat arah, atau dua arah saja. Namun yang pasti salam pasambahan (penghormatan) wajib ditujukan kepada orang yang dituakan, atau yang dimuliakan seperti pangulu (penghulu) maupun tuo silek (maha guru) atau niniak mamak, kalau dilaksanakan dalam penobatan penghulu mesti memberi salam kepada calon penghulu dan kepada penghulu lainnya, sedangkan kalau dilaksanakan dalam pesta perkawinan memberi salam kepada niniak mamak sipangka (tuan rumah) dan kepada pengantin yang menjadi raja sehari.
Tahap berikutnya permainan tari Kian dimulai dengan ragam gerak inti yang berjumlah sebanyak dua puluh satu bentuk gerak, yang dibagi dalam tujuh ragam. Setelah gerak inti dimainkan oleh penari tarian pun berakhir dan ditutup dengan gerak salam.
Namun tari Kain dapat dipersembahkan dengan berulang-ulang, artinya setelah ragam ketujuh atau gerak ke dua puluh satu tarian dapat lagi dilanjutkan, diulang lagi apakah dimulai dari gerak ke lima belas saja sampai akhir atau dari gerak ragam pertama, maupun dari gerak ke sepuluh atau gerak ke empat sampai akhir hal ini tergantung kesepakatan kedua penari.
Pakaian / Kostum Penari serta Properti Yang Digunakan
Pakaian yang digunakan oleh penari tari kain adalah pakaian adat Sumatera Barat berupa pakaian silat. Sedangkan properti yang digunakan berupa selembar kain panjang, yang mana corak dan motif kainnya tidak ditetapkan akan tetapi kain tersebut adalah kain panjang batik (kain Jawo).
Video Tari Kain
Berikut ini video tari kain dari Sumatera Barat yang bisa menjadi referensi mengenai tari kain.
Demikian Sobat, informasi mengenai tari kain dari pesisir Sumatera Utara. Semoga bermanfaat.