Batik Cirebon
Oktober 07, 2018
Edit
Batik Cirebon | TradisiKita - Batik Cirebon merupakan salah satu khasanah Batik Jawa Barat selain batik lainnya di wilayah Provinsi Jawa Barat seperti batik tasik, batik garut, batik purwakta, batik bogor dan beberapa batik lainnya.
Dari sentra batik lainnya di Jawa Barat, Batik Cirebon bisa dikatakan sebagai sentra batik tertua di Jawa Barat yang memberikan pengaruh terhadap ragam pola batik di sentra-sentra industri batik lain di Jawa Barat.
Salah satu ikon batik Cirebon yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah go internasional adalah motif batik Megamendung.
Sejarah batik Cirebon sama halnya dengan batik Solo atau Batik Jogja, dimana pertama-tama batik Cirebon ini berkembang dikalangan keraton dilingkungan kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman. Kemudian dibawa keluar lingkungan keraton oleh para abdi dalem yang bertempat tinggal di luar keraton
Pada mulanya, seni membatik hanya dipelajari para putri keraton untuk mengisi waktu senggang mereka. Ornamen batik yang berkembang saat itu antara lain ornamen Paksi Naga Liman, Siti Inggil, Kanoman, Taman Kasepuhan, dan Taman Sunyaragi. Batik yang dihasilkan disebut batik bergaya keratonan.
Selanjutnya, masyarakat Cirebon juga mempelajari seni batik sebagai barang dagangan. Ornamen yang dihasilkan disebut pesisiran dan batik yang dihasilkan disebut batik pesisiran.
Adapun motif batik Cirebon ini dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan yang datang di kerajaan Cirebon pada masa lalu. Seperti motif batik Megamendung sebagai contohnya. Sejarah batik Cirebon motif megamendung ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali
Ornamen atau motif keraton termasuk dalam batik klasik, misalnya motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dan sebagainya. Ornamen batik Cirebon cukup bervariasi, karena selain dikembangkan oleh keluarga keraton dan masyarakat yang setia kepada sultan, masyarakat Cirebon juga memiliki karakter terbuka terhadap budaya asing. Ornamen yang dihasilkan misalnya ornamen Paksi Naga Liman yang memperoleh pengaruh dari Persia, Soko Cino dari keramik Cina, dan Buraq dari Arab.
Ornamen batik keraton memiliki pola yang baku, memiliki nilai simbolis, dan bermakna religius. Sementara itu, pola batik pesisiran sangat dinamis dan mengikuti permintaan pasar. Secara garis besar, motif Batik Cirebon dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, dan Semarangan.
Dari sentra batik lainnya di Jawa Barat, Batik Cirebon bisa dikatakan sebagai sentra batik tertua di Jawa Barat yang memberikan pengaruh terhadap ragam pola batik di sentra-sentra industri batik lain di Jawa Barat.
Salah satu ikon batik Cirebon yang sangat terkenal tidak hanya di Indonesia tapi juga sudah go internasional adalah motif batik Megamendung.
Batik Cirebon
Motif Batik Megamendung Cirebon - gambar : cireboncinnamon.com |
Sejarah Batik Cirebon
Sejarah batik Cirebon sama halnya dengan batik Solo atau Batik Jogja, dimana pertama-tama batik Cirebon ini berkembang dikalangan keraton dilingkungan kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman. Kemudian dibawa keluar lingkungan keraton oleh para abdi dalem yang bertempat tinggal di luar keraton
Pada mulanya, seni membatik hanya dipelajari para putri keraton untuk mengisi waktu senggang mereka. Ornamen batik yang berkembang saat itu antara lain ornamen Paksi Naga Liman, Siti Inggil, Kanoman, Taman Kasepuhan, dan Taman Sunyaragi. Batik yang dihasilkan disebut batik bergaya keratonan.
Selanjutnya, masyarakat Cirebon juga mempelajari seni batik sebagai barang dagangan. Ornamen yang dihasilkan disebut pesisiran dan batik yang dihasilkan disebut batik pesisiran.
Adapun motif batik Cirebon ini dipengaruhi oleh berbagai kebudayaan yang datang di kerajaan Cirebon pada masa lalu. Seperti motif batik Megamendung sebagai contohnya. Sejarah batik Cirebon motif megamendung ini berkaitan dengan sejarah kedatangan bangsa Cina di Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati yang menikah dengan wanita Tionghoa bernama Ong Tie. Motif ini memiliki gradasi warna yang sangat bagus dengan proses pewarnaan yang dilakukan sebanyak lebih dari tiga kali
Motif Batik Cirebon
Motif batik Cirebon sangat beragam dam dapat dikelompokkan menjadi ornamen batik Pesisiran dan batik Keraton, yaitu Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman.Ornamen atau motif keraton termasuk dalam batik klasik, misalnya motif Paksinaga Liman, Megamendung, Patran Keris, Singa Payung, Singa Barong, dan sebagainya. Ornamen batik Cirebon cukup bervariasi, karena selain dikembangkan oleh keluarga keraton dan masyarakat yang setia kepada sultan, masyarakat Cirebon juga memiliki karakter terbuka terhadap budaya asing. Ornamen yang dihasilkan misalnya ornamen Paksi Naga Liman yang memperoleh pengaruh dari Persia, Soko Cino dari keramik Cina, dan Buraq dari Arab.
Ornamen batik keraton memiliki pola yang baku, memiliki nilai simbolis, dan bermakna religius. Sementara itu, pola batik pesisiran sangat dinamis dan mengikuti permintaan pasar. Secara garis besar, motif Batik Cirebon dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu Wadasan, Geometris, Pangkaan, Byur, dan Semarangan.
- Motif Batik Cirebon Wadasan : Batik yang dihasilkan biasanya disebut batik Keraton, ditandai dengan ornamen-ornamen yang berasal dari Keraton Cirebon. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, Kompeni dan Mega Mendung.
- Motif Batik Cirebon Geometris : Kain yang didesain sebelumnya harus diberi garis-garis dengan bantuan penggaris. Misalnya adalah motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, dan Lengko-lengko.
- Motif Batik Cirebon Pangkaan (Buketan) : Motif batik menampilkan lukisan pohon atau rangkaian bunga yang lengkap, sering dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama untuk motifnya antara lain adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, dan Kembang Terompet.
- Motif Batik Cirebon Byur : Motif batik ini ditandai dengan ornamen bunga dan dedaunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok secara penuh, misalnya adalah Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, dan Banyak Angrum.
- Motif Batik Cirebon Semarangan : Motif ini menampilkan penataan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang, misalnya adalah motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.
Gambar Motif Batik Cirebon
Batik Cirebon Motif Singapayung |
Batik Cirebon Motif Naga Saba |
Batik Cirebon Motif Tambal Sewu |
Batik Cirebon Motif Kembang Terompet |
Batik Cirebon Motif Karang Jahe |
Batik Cirebon Motif Kembang Kanil |
Batik Cirebon Motif Kompeni |
Ciri Khas dan Keunikan Batik Cirebon
Batik Cirebon memang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan batik lainnya di Indonesia. Dibawah ini adalah ciri khas dan keunikan Batik Cirebon yaitu:
- Batik Cirebon yang bernuansa klasik biasanya selalu mengikutsertakan motif wadasan (batu cadas) atau megamendung pada bagian-bagian motif tertentu.
- Batik Cirebon klasik memiliki warna latar yang lebih muda dibandingkan dengan warna garis pada motif utamanya.
- Bagian latar atau dasar kain biasanya nampak bersih dari noda hitam atau warna-warna yang tidak dikehendaki pada proses pembuatan.
- Garis-garis motif pada batik Cirebonan menggunakan garis tunggal dan tipis (kecil) kurang lebih 0,5 mm dengan warna garis yang lebih tua dibandingkan dengan warna latarnya. Hal ini dikarenakan secara proses batik Cirebon unggul dalam penutupan dengan menggunakan canting khusus untuk melakukan proses penutupan, yaitu dengan menggunakan canting tembok dan bleber
- Warna-warna dominan batik Cirebon klasik tradisional biasanya memiliki warna kuning (sogan gosok), hitam dan warna dasar krem, atau berwarna merah tua, biru tua, hitam dengan dasar warna kain krem atau putih gading.
- Batik Cirebon cenderung memilih sebagian latar kainnya dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ragam hias berbentuk tanahan atau rentesan.
- Batik Cirebon berani menggunakan warna-warna terang seperti merah, biru, hijau, kuning, ungu, merah muda bahkan warna dasar putih pun sering digunakan.
- Memiliki corak yang dipengaruhi oleh budaya dari bangsa-bangsa asing yang pernah memiliki hubungan erat dengan Cirebon seperti Bangsa-bangsa Eropa, Gujarat, Cina, India, dan lain sebagainya.
- Penggambaran yang natural dan apa adanya pada corak Batik Cirebon menjadikan Batik Cirebon mudah diaplikasikan pada trend fashion modern.
Cara Pembuatan Batik Cirebon
Batik Cirebon terdiri dari batik cap dan batik tulis. Adapun cara pembuatan batik tulis dari batik Cirebon ini memiliki sembilan tahap pembuatan sebagaimana di bawah ini :
- Potong : Pemotongan bahan baku sesuai dengan kebutuhan.
- Angetel : menghilangkan kanji dari bahan baku (biasanya kain mori atau katun) dengan cara membasahi mori tersebut dengan larutan : minyak kacang, soda abu, tipol dan air secukupnya. Lalu larutan tersebut diratakan ke seluruh bahan baku, setelah rata dijemur sampai kering lalu beri larutan kembali dan dijemur lagi. Proses ini diulang-ulang sampai tiga minggu lamanya lalu di cuci sampai bersih. Proses ini agar zat warna bisa meresap ke dalam serat kain dengan sempurna.
- Anglengreng : Menggambar langsung pada kain.
- Isen-isen : memberi variasi pada ornamen (motif) yang telah di lengreng.
- Nembok : menutup ngeblok bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai.
- Ngobat : Mewarnai batik yang sudah ditembok dengan cara dicelupkan pada larutan zat warna.
- Anglorod : Menghilangkan lilin dengan cara direbus dalam air mendidih.
- Angumbah : setelah lilin lepas dari kain, lalu dicuci sampai bersih.
- Pe : Pengeringan kain batik yang telah dicuci dengan cara dijemur.
Teknik Pembuatan Batik Cirebon
Teknik pembuatan batik Cirebon diantaranya adalah dengan membuat garis tipis-tipis atau garis kontur pola (Cirebon: Wit) pada kain yang akan dibatik. Garis wit ini sangat tipis tetapi memiliki warna yang lebih tua dibandingkan warna kain yang akan dibatik. Pengerjaan pembuatan garis wit pada kain dalam bahasa Cirebon disebut Anglengreng ("menggambar pola"). Pada proses pengerjaannya, penggambar pola atau tukang lengreng hanya menggambar satu goresan garis wit. Dengan demikian, pada tahapan selanjutnya (nembok atau menutup bagian dasar kain yang tidak perlu diwarnai), pembuat tembok harus membuat sendiri garis wit tersebut. Hal ini yang menyebabkan seorang pembuat tembok harus memiliki keahlian khusus agar terbentuk pola batik sesuai dengan yang diinginkan.
Seni Batik yang merupakan salah satu bentuk Seni Kriya, merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Salah satu cara melestarikan seni Batik terutama Batik Cirebon ini adalah dengan menggunakan aplikasi batik Cirebon seperti baju batik yang bisa Sobat dapatkan dengan mudah diberbagai toko baik offline maupun online.
Demikian Sobat sedikit informasi mengenai Batik Cirebon, mulai dari sejarah batik Cirebon, Motif Batik Cirebon, cara pembuatan dan teknik membuat batik Cirebon. Semoga bermanfaat.
Referensi :
- https://id.wikipedia.org/wiki/Batik_Cirebon
- https://fitinline.com/article/read/batik-cirebon