La Sape, Fashion Movement Dari Kongo : Hidup Dalam Kemiskinan Dan Menghabiskan Banyak Uang Agar Terlihat Seperti Seorang Jutawan
Agustus 09, 2018
Edit
La Sape, Fashion Movement Dari Kongo : Hidup Dalam Kemiskinan Dan Menghabiskan Banyak Uang Agar Terlihat Seperti Seorang Jutawan - La Sape, akronim dari kalimat Société des Ambianceurs et des Personnes Élégantes ( perancis; secara harfiah berarti "Kumpulan orang Pembuat Suasana dan Elegan" ) adalah sebuah subkultur yang berpusat pada kota-kota Kinshasa dan Brazzaville di Republik Demokratik Kongo dan Republik Kongo. Seorang penganut La Sape disebut sebagai Sapeur. Gerakan ini menjunjung keanggunan dalam gaya dan tata krama layaknya pesolek pada jaman kolonial.
La Sape sendiri merupakan pergerakan unik berbasis di Kongo dimana pegerakan ini menyatukan mereka yang sadar akan mode dan siap untuk membelanjakan uang yang sebenarnya tidak mereka miliki untuk pakaian berkelas. Kemudian mereka mulai berpakaian sangat kontras dengan lingkungan mereka, manjadikan para pria Kongo terlihat elegan dan menjadi selebriti lokal. Tetapi kepopuleran ini datang dengan harga yang harus dibayar.
Para Sapeurs, dipusat kota Brazzaville ( Foto : africa.quora.com ) |
Di Republik Kongo di Afrika Tengah, masyarakat tidak dapat membanggakan standar hidup yang tinggi. Namun, beberapa pria disana siap untuk menghabiskan banyak uang untuk pakaian desainer. Mereka menyebut diri mereka “sapeurs” - anggota gerakan La Sape. Untuk para pengikutnya, La Sape mendeskripsikan gaya dan keanggunan seseorang, kombinasi warna dan tekstur yang tepat, nama merek, dan bahan berkualitas tinggi. Mereka memiliki kebanggaan tersendiri apabila dapat memamerkan pakaian mereka di jalan-jalan Brazzaville ( ibukota negara dan pusat gerakan “La Sape”). Berjalan menyusuri jalan-jalan berdebu yang dipenuhi rumah-rumah tanah liat, mereka mengangkat kepala dan merasa seperti raja. Dan mereka merasa dengan mengeluarkan banyak uang untuk fashion, semuanya akan terasa setimpal dengan pengakuan di masyarakat.
Kenyataannya, di balik citra kesuksesan proyek-proyek pesolek ini, sering ada kisah-kisah masalah keuangan yang signifikan yang disebabkan oleh hobi mereka yang boros. Untuk membeli label harga pakaian desainer mereka, sapeurs harus menyimpan, meminjam dan bahkan mencuri uang, kadang-kadang membawa kehancuran bagi keluarga mereka. Bahkan ada resiko yang harus ditanggung dari
kebiasaan berpakaian necis mereka yang seringkali tidak menghentikan "sapeur" menghabiskan uang yang sebenarnya tidak mereka miliki. Mereka terus bersaing satu sama lain dan berinvestasi dalam citra yang lebih penting menurut mereka darpada memperbaiki kondisi hidup mereka sendiri. Berpakaian layaknya La Sape menjadi kecanduan tersendiri bagi mereka dan sangat sulit untuk ditaklukan.
Namun, ada beberapa orang beberapa "sapeurs" berusaha untuk menemukan keseimbangan antara terlihat chic dan masuk akal dengan pengeluaran mereka. Mereka bersikeras bahwa gerakan “La Sape” bukan tentang setelan desainer melainkan mengembangkan rasa yang sempurna. Mereka menekankan pada cara belajar berpakaian dengan baik tetapi dalam cara yang wajar dan masuk akal.
Dengan cara ini, gaya dan keanggunan akan menuntut lebih sedikit pengorbanan.